Mendirikan Kedai Digital pada bulan Maret 2005 di Demangan baru, Yogyakarta dengan produk pertama Mug, saat ini "Toko" Saptuari menyebar di 22 kota dengan jumlah 34 cabang. Omsetnya pun ratusan juta.
Ide awal Saptuari sangatlah sederhana. Dia merasa setiap orang mempunyai sifat narsis yang tinggi dan ide yang ada di masing-masing kepala manusia beragam. Namun wadah untuk menyalurkan hasrat narsis masih minim.
Tepat di tanggal 28 Maret 2005, Saptuari bersama 3 karyawan bertekad dan sedikit nekad mendirikan toko yang memproduksi merchandise pribadi. Menempati ruang yang hanya 2x7 meter, pria tambun ini memulai kisah suksesnya dengan memproduksi mug.
Kedai Digital menargetkan konsumen mereka adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa khususnya, punya sifat narsis yang overload hingga butuh wadah penyaluran.
"Pokoke wes, aku bikin semua yang berhubungan dengan sifat narsis orang. Apalagi mahasiswa," papar Saptuari dengan logat bahasa Jawa yang kental kepada detikfinance di gedung BPPT Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Minggu (18/10/2009).
Menurutnya, kota yang mempunyai basis mahasiswa disitulah prospek usahanya akan melaju kencang. Yogyakarta sebagai pilot project -nya telah mencetak omset Rp 70 juta per bulan per kedai. Omset yang sama juga terjadi di Malang. Maklum saja kota apel ini memiliki mahasiswa yang tak kalah banyak dari Yogyakarta.
"Kota-kota besar, kita punya omset yang cukup besar. Untuk kota kecil, memang sedikit lebih kecil, tapi punya peluang berkembang yang juga besar," kata Sarjana Seni ini.
Setelah Yogyakarta dan Malang, omset terbesar kedua menurut Saptuari adalah Semarang. Jumlahnya mencapai Rp 40-50 juta per bulan per kedai. Disusul kemudian kota-kota kecil lain, dengan Rp 20 juta per bulan per kedai.
"Aku pengen Kedai Digital menjadi toko merchandise terbesar di Indonesia," begitulah cita-cita pria humoris ini. Rencana ke depan yang ada di kepala Saptuari adalah pengembangan bisnis, yang tetap bertumpu pada core-business -nya, merchandise .
Setelah mendirikan bidang usaha baru berupa cutting sticker tahun 2008, dia merencanakan toko pembuat undangan pernikahan berkonsep "Undangan Semau Kamu".
"Saya ingin orang yang ingin menikah, dan ingin punya undangan yang nyeleneh, kita bisa bikin," imbuhnya. Masih banyak diversifikasi usaha yang ingin Saptuari capai. Namun dia tetap mengkhususkan diri pada merchandise, sembari memikirkan apa yang dia lakukan keesokkan harinya.
Bagi pembaca rubrik peluang usaha kali ini, empunya Kedai Digital mempunyai tips untuk memulai bisnis kreatif, seperti yang dia geluti 4 tahun belakangan.
"Pertama, Ga tau malu! Kedua, berani menghadapi kegagalan, Ketiga berani kepepet (under pressure), dan terkahir tentunya berani gila dan kreatif!," tambahnya.
(dnl/qom)
Sumber : www.detikfinance.com